Selasa, 26 Januari 2016

Laporan Geofisika



BAB I
PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang
Bumi ini terdiri dari berbagai macam lapisan. Lapisan itu juga terdiri dari berbagai macam kandungan seperti batuan, mineral dan tanah. Batuan dan mineral yang ada di bumi memiliki sifat-sifat listrik seperti potensial listrik alami, konduktivitas listrik, dan konstanta dielektrik. Ada berbagai metode yang dilakukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik.
Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menduga kondisi dibawah permukaan tanah berdasarkan nilai resistivitasnya untuk dapat mengetahui kondisi batuan yang ada di dalam tanah tidak mungkin dilakukan pembongkaran tanah, karena akan menghancurkan lapisan tanah itu sendiri, maka dalam hal ini perlu diadakan penelitian. Penelitian metode geofisika diperlukan untuk  pendugaan geolistrik tahanan jenis atau resistivitas yang bisa menunjukkan respon lapisan batuan.
1.2        Maksud dan Tujuan
         Maksud dari diadakannya praktikum ini untuk membandingkan antara materi yang di dapatkan di bangku kuliah dengan praktikum yang dilakukan di lapangan.
         Adapun tujuan diadakannya praktikum ini untuk :
1)      Mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam metode geolistrik.
2)      Mampu menggunakan alat geolistrik dalam pengambilan data di lapangan untuk pendugaan air tanah (underground water).
3)      Mampu dan memahami langkah-langkah pengolahan data dari hasil pengukuran menggunakan software Res2Dinv.
4)      Menentukan lapisan air tanah dari pengukuran menggunakan metode geolistrik.
1.3        Lokasi dan Waktu Kegiatan
         Lokasi praktikum ini terletak di sebelah barat gedung TNR Fakultas Teknik Universitas Hasannuddin dengan koordinat 0508'00,5".
Waktu kegiatan praktikum pendugaan geolistrik ini untuk kelompok 1 pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 pukul 13.00-17.00 WITA.
1.4        Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum geolistrik ini ialah :
1.      Resistivitimeter untuk mengukur resistivitas batuan 1 unit.
2.      Elektroda /patok untuk menghantarkan arus pada batuan 6 buah.
3.      Kabel untuk menghantarkan arus dari sumber energi ke elektroda.
4.      Aki 12 volt 2 buah  sebagai sumber energy .
5.      Rol meter untuk mengukur jarak.
6.      Tabel pengukuran sebagai tempat pencatatan hasil pengukuran.
7.      Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran.


BAB II
PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA

2.1     Metode Pendugaan Geolistrik
Metode geolistrik resistivitas (hambatan jenis) merupakan suatu metode pendugaan kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian beda potensial yang dihasilkan diukur dengan menggunakan dua elektroda potensial. Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu digunakan untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (titik sounding).
Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari arus listrik yang diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada kedalaman tertentu dan bertambah besar dengan bertambahnya jarak antar elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika sepasang elektroda diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin membesar dengan nilai resistivitas yang bervariasi.
Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Metode resistivitas jenis Sounding



Gambar 2.1 Perpindahan elektroda secara sounding
Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke arah vertikal yaitu dengan cara pada titik ukur tetap, jarak elektroda arus dan tegangan diubah-ubah sehingga semakin besar jarak antar elektroda maka akan tampak efek dari material yang lebih dalam, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di atas
2)     



Metode resistivitas jenis Mapping
Gambar 2.2 Perpindahan elektroda secara mapping
Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah permukaan ke arah lateral atau horisontal yaitu dengan cara menggeser titik ukur secara horisontal dengan jarak elektroda dan tegangan tetap. Pada metode ini kedalaman yang tersurvey akan sama karena pergeserannya ke arah horisontal.
etode pendugaan kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian bedapotensial yangdihasilkan diukur dengan menggunakandua elektroda potensialHasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentudigunakan untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masinglapisan di bawah titik ukur (titik sounding ).Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dariarus listrik yang diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah padakedalaman tertentu dan bertambah besar dengan bertambahnya jarak antar elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika sepasang elektrodadiperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin membesar dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972).Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakandalam metode geolistrik resistivitas, yaitu.
1.     
7
 
Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh bidang batas horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang batas perlapisan tersebut.
2.      Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisanterbawah ketebalannya tak terhingga.
3.      Tiap lapisan dianggap bersifat homogen isotropik.
4.      Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan bumi.
5.      Arus listrik yang diinjeksikan adalah arus listrik searah.
            Metode ini lebih efektif jika digunakan  untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering  geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air,  juga digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis yaitu antara lain :
1.      Metode schlumberger 




gambar 2.3 Konfigurasi Schlumberger

2.     



Metode Wenner 
gambar 2.4 Konfigurasi Wenner
            Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu struktur bawah permukaan bumi dapat diketahui material penyusunnya, sehingga kita juga   dapat memahami tentang struktur lapisan tanah di bawah permukaan bumi yang tercemar olehlimbah cair yang mengandung senyawa organik dari berbagai jenis logam,seperti Mg, Zn, Al, Mn, senyawa nitrogen dan sianida. Resistivitas bumi berhubungan dengan jenis mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air dalam batuan. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitassecaraumum, yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi denganmenggunakan dua elektroda arus (A dan B), dan pengukuran beda potensialdengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yangdiperlihatkan pada Gambar 5
gambar 2.5 Pola aliran arus dan bidang ekipotensial
antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan
            Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus pada AB:
            Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika perbandingan jarak antar elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar,elektroda potensial harus digeser, kalau tidak maka beda potensial yang terukur akan sangat kecil (Alile et al. 2007). Dari semua sifat fisika batuan dan mineral,resistivitas memperlihatkan variasi harga yang sangat banyak. Pada mineral-mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107 ohmmeter. Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula.Sehingga range sensitivitas maksimum yang mungkin adalah dari 1.6 x 10-8 ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni).
            Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitaskurang dari 10-8 ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari107 ohmmeter. Dan di antara keduanya adalah bahan semikonduktor. SedangkanIsolator dicirikan oleh ik atan ionik, sehingga elektron-elektron valensi tidak  bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yangtidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrik.Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-ion bermuatan dalam pori pori fluida. 
            Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang dapat menambah kemampuannya untuk menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang baik. Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai  tahananjenis batuan bergantungdari macam- macam materialnya, densitas, porositas, ukuran,dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.
Tabel 2.1 Kisaran nilai resistivitas batuan (blaricom,1988)

 


            Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi bersifat homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruhdalam bentuk beda potensial yang diamati secara tidak langsung adalah hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu. Namun nilai ini bukanlah nilaihambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini merupakan besaran yangnilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda,sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisantersebut. Hambatan jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu.Resistivitas semu dirumuskan dengan:
                                         (2.1)
Dimana :          ρa    : Resistivitas semu (ohm m)
                        K    : Faktor Geometris (m)
                        ΔV : Beda potensial (V)
                        I     : Kuat arus (A)

            Faktor geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. Faktor geometri merupakan besaran penting dalam pendugaan tahanan jenis vertikalmaupun horisontal.
            Sesuai dengan persamaan 2.1, nilai K untuk konfigurasi Schlumberger adalah
            Bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyaiharga resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan suatu konsepabstrak yang di dalamnya terdapat keterangan tentang kedalaman dan sifat suatulapisan tertentu. Sebagaimana disajikan dalam gambar 6 dimisalkan bahwamedium yang ditinjau terdiri dari 2 lapis dan mempunyai nilai resistivitas yang  berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan dianggap sebagai 1
lapisan yang homogen dan mempu nyai 1 harga resistivitas yaitu ρa ( Apparent  Resistivity) atau resistivitas semu.
13
 

gambar 2.6 Konsep resistivitas semu
Resistivitas semu yang dihasilkan oleh setiap konfigurasi akan berbedawalaupun jarak antar elektrodanya sama. Untuk medium berlapis, hargaresistivitas semu ini akan merupakan fungsi jarak bentangan (jarak antar elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan memberikan ρayang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang lebih dalam.
2.2     Pengukuran Geolistrik
Pada praktikum geolistrik ini  pengukuran yang dilakukan di lapangan menggunakan aturan Schlumberger, dengan panjang bentangan 70 m dan menghasilkan data sebanyak 14 data.
Adapun  Prosedur pengambilan data pada praktikum dengan metode geolistrik yaitu sebagai berikut :
1.      Memasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan, digunakan palu untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.
2.      Menghubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor ke A dan B pada resisitivimeter.
3.      Menghubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor ke M dan N pada resistivimeter.
4.      Menghubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack input (+) dan (-) pada resistivimeter. Melihat jarum indikator batt hingga menunjuk ke bagian merah ke kanan. Hal ini menunjukan baterai dalam keadaan penuh (tegangan memadai). Jika tidak baterai perlu diisi (dicharger) hingga penuh sebelum digunakan.
5.      Menekan tombol power warna kuning
6.      Kemudian menentukan jenis pengukuran yang akan di gunakan ( Arus dan Tegangan) dengan menekan tombol range dan Rel kalibrasi pada posisi nol (0).
7.      Menginjeksi arus dengan menekan tombol injeks hingga display arus menunjukan angka yang stabil.
8.      Menekan tombol hold dan membaca harga arus (I) pada display arus serta harga tegangan (V) ,
9.      Menghubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor ke M dan N pada resistivimeter.
10.  Menghubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack input (+) dan (-) pada resistivimeter. Melihat jarum indikator batt hingga menunjuk ke bagian merah ke kanan. Hal ini menunjukan baterai dalam keadaan penuh (tegangan memadai). Jika tidak baterai perlu diisi (dicharger) hingga penuh sebelum digunakan.
11.  Menekan tombol power warna kuning
12.  Kemudian menentukan jenis pengukuran yang akan di gunakan ( Arus dan Tegangan) dengan menekan tombol range dan Rel kalibrasi pada posisi nol (0).
13.  Menginjeksi arus dengan menekan tombol injeks hingga display arus menunjukan angka yang stabil.
14.  Menekan tombol hold dan membaca harga arus (I) pada display arus serta harga tegangan (V) ,
15.  Memindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya
16.  Melakukan hal yang sama sehingga seluruh data diperoleh sesuai tabel
pengukuran.


























Tabel 2.2  Tabel Hasil Pengukuran Geolistrik di Lapangan




 
 


2.3     Pengolahan Data
Pengolahan data geolistrik dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain:
·        



Masukan data pengukuran di lapangan pada program Microsoft excel dengan rumus :
·         Setelah itu buka sheet baru , lalu input data (dp, Jarak datum, n, ρ semu).
·        
Buat notepad dengan format seperti di bawah ini.

·         Buka software Res2dinv – Pilih File – Read Data File – Pilih file Notepad – OK.
·         Selanjutnya pilih Inversion – Least Squares Inversion – OK.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1     Hasil
Lokasi/Koordinat : Sebelah Timur TNR/ 0508'00,5"
Waktu/ Hari, Tgl : 15.27 wita/ Rabu, 30 April 2014
Cuaca : Cerah
Arah Bentangan : N 150 E
Pengamat : Kelompok 01

Tabel 3.1 Pengolahan Data dalam Microsoft Excel
Rumus : ρ=K(V/I)


No
MN/2
AB/2
K
V1
V2
Vrata
I1
I2
Irata
ρa
(m)
(m)
(m)
(mV)
(mV)
(V)
(mA)
(mA)
(A)
(Ω m)
1
0.5
1.5
6.28
994
992
993
115.1
115.2
115.15
54.1558
2
0.5
3
27.475
184
184
184
114.7
114.8
114.75
44.0558
3
0.5
4
49.455
84
84
84
115.1
115.1
115.1
36.0923
4
2
5
16.485
263.6
265.7
264.65
114.6
114.7
114.65
38.0528
5
2
6
25.12
165.3
165.8
165.55
115.0
115.1
115.05
36.1462
6
2
8
47.1
87.1
93.8
90.45
114.7
114.7
114.7
37.1421
7
2
10
75.36
62.8
62.5
62.65
115.0
115.0
115
41.0548
8
5
15
62.8
83.5
73.5
78.5
115.0
115.0
115
42.8678
9
5
20
117.75
48.6
49.3
48.95
113.1
113.1
113.1
50.9625
10
5
25
188.4
26.5
26.4
26.45
114.9
115.1
115
43.3320
11
5
30
274.75
20.9
20.7
20.8
114.9
110.0
112.45
50.8208
12
10
40
235.5
19.8
19.6
19.7
111.9
112.0
111.95
41.4413
13
10
50
376.8
10.4
10.4
10.4
111.8
111.9
111.85
35.0355
14
10
60
549.5
6.0
6.0
6
112.4
112.5
112.45
29.3197


Gambar 3.1 Distribusi Resistivitas (Tahanan Jenis)


3.2 Pembahasan
Dari data hasil pengolahan menggunakan software res2Dinv diperoleh pemodelan kondisi bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitasnya, dari data tersebut terlihat beberapa lapisan tanah yang memiliki nilai resistivitas yang berbeda.didominasi oleh endapan Aluvial, pasir dan kerikil yang mengandung air tawar. Pengukuran tahanan jenis di lokasi penelitian merupakan pengukuran tahanan jenis semu. Data tahanan jenis semu tersebut diolah atau diinversi dengan persamaan matematis untuk mendapatkan nilai tahanan jenis yang sebenarnya. Dalam penelitian ini input data tahanan jenis semu dioleh dengan menggunakan perangkat lunak Res2dinv. Hasil pengolahan data pseudosection berupa distribusi tahanan jenis sebenarnya terhadap penampang melintang di bawah permukaan tanah. Hasil pengolahan data yang diperoleh berupa penampang resistivitas yang menggambarkan nilai distribusi lapisan bawah permukaan tanah pada masing-masing titik mapping. Pada penampang resistivitas tersebut, perubahan nilai resistivitas dinyatakan dalam bentuk citra warna yang berbedabeda dengan kedalaman atau ketebalan lapisan tertentu sesuai dengan nilai resistivitasnya. Hasil distribusi resistivitas atau tahanan jenis sebenarnya pada penampang vertical.
Berdasarkan hasil distribusi nilai resistivitas secara vertikal (Gambar 3.1), didapatkan interpretasi kuantitatif yang menggambarkan kondisi atau lapisan batuan bawah permukaan tanah di lokasi praktikum.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan interpretasi dari nilai resistivitas (Halmer Helide. 1984. Tugas Akhir Jurusan Fisika ITB, Bandung), maka dapat di interpretasi bahwa pada kedalaman 0 m – 3 m diduga merupakan endapan aluvial. Dan pada kedalaman 6-10 m diduga terdapat kandungan air.






















BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1  Kesimpulan
Dari pengambilan data di lapangan dan pengolahan data menggunakan software maka dapat di interpretasi bahwa pada kedalaman 0 m – 3 m diduga merupakan endapan alluvial dan pada kedalaman 6-10 m diduga terdapat kandungan air.
4.2  Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktikum di lapangan dan pengolahan data menggunakan software, maka dapat direkomendasikan bahwa daerah praktikum memiliki kandungan air di bawah permukaan bumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar